Rabu, 21 April 2010

PEMBANGUNAN DAERAH












Mengintip Pembangunan Masjid Agung Majene
Butuh 30 Milyar,
Selesaikan Dua Lantai
dan Menara Masjid


Pembangunan Masjid Agung Majene sudah dimulai sejak peletakan batu pertamanya tahun 2008 lalu. Untuk penyelesaian pembangunannya dibutuhkan dana 30 milyar. Bila sumber dana pembangunan Masjid hanya mengadalkan dari APBD saja, maka memakan waktu agak lama. Sampai disini peran serta masyarakat Majene dibutuhkan, dan tidak hanya menggantungkan di pundak Pemkab Majene.

RENCANANYA Masjid Agung Majene dalam master plan memiliki dua lantai dengan dilengkapi sarana Ibadah Modern serta Islamic Centre. Untuk Lantai II dikhususkan sebagai tempat sholat, sedangkan pada lantai I diperuntukkan Sekretariat perkantoran lembaga Islami mulai dari MUI, BKMT dan lainnya sehingga dapat disebut juga sebagai Islamic Centre seperti mengadopsi konsep Masjid Al-Markaz Makassar, Sulawesi Selatan. Bukan hanya itu, Masjid yang digagas Bupati Majene H. Kalma Katta, S.Sos, MM ini pada lantai I juga dirancang sebuah aula untuk sarana perkawinan bagi masyarakat Majene. Semua konsep desain tersebut memang modern sekali sehingga biayanya pun mahal bernilai puluhan Milyar.
Menurut Kepala Dinas PU Majene, Ir. Adam Yahya, MT, luas lahan Masjid Agung Majene adalah 1,1 Ha, sedang luas bangunannya adalah 0,5 Ha. Sementara luas perparkiran dan taman adalah 0,6 Ha. Masjid tersebut, sambung Adam, diperkirakan memiliki daya tampung ibadah jemaah sebanyak 4.000 orang untuk di dalam Masjid. Sementara di area parkir bila Sholat I’d bisa menampung jamaah 6.000 orang. Sehingga bila ditotal perkiraan daya tampung jemaah bisa mencapai 10.000 orang jemaah.
Ditanya masalah besarnya dana yang dibutuhkan untuk pembangunannya, Adam menjawab, bahwa Dana pembangunan Masjid Agung sebesar 30 Milyar. Dana tersebut sudah include dengan menara Masjid. Sistem pembiayaannya pun bertahap mengingat sumber dana APBD sangat terbatas untuk pembangunan Masjid Agung.
Namun Adam juga berpendapat, bahwa kalau mengandalkan APBD saja maka tidak bisa cepat selesainya. Sementara kalau mengandalkan sumbangan dari pihak atau lembaga luar (orang sukses Mandar yang ada dirantau) ditaksir juga masih memakan waktu cukup lama penyelesaiannya. Alternatif yang ideal, bila Bupati yang sekarang (H. Kalma Katta, S.Sos, MM), terpilih kembali untuk periode berikutnya, maka penyelesaian Masjid lebih cepat lagi tidak sampai memakan waktu bertahun-tahun.
Disisi lain, lokasi pembangunan Masjid Agung sangat strategis, yakni di pinggir jalan Provinsi, selain itu dekat juga dengan rumah jabatan, akses jalan pun sangat representatif dan yang bagusnya lagi terlintasi jalur pete-pete ke pusat Kota Majene. Selain itu juga dekat dengan pangkalan ojeg, sehingga kebutuhan transportasi masyarakat untuk ke Masjid sangat terjamin. (mm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar